Jumat, 01 Juli 2011

KARENA KITA TAK SEMPURNA

“Tak ada gading yang tak retak” kata pepatah. Tak ada manusia sempurna, hingga kekurangan sudah pasti ada pada setiap manusia. Semua orang yang masih menyadari kemanusiaannya pasti mengakaui hal ini. Namun, sedikit orang yang kemudian dengan rendah hati mengakui kesalahan dan kekurangnnya, tidak saja kepada sesama manusia, tapi lebih dari itu mengkaui kekurangan di hadapan Dzat yang Maha Sempurna, Allah Azza wa Jalla. Kita mengerti jika  kita telah berbuat dosa; kewajiban yang kita abaikan, larangan yang dilanggar, atau sudah kita tunaikan kewajiban tapi masih jauh dari ksempurnaan. Namun demikian, lisan ini sangat jarang tergerak untuk mengucap taubat kepadaNya. Karena kesalahan adalah bentuk kekurangan kita, maka Rasulullah menasihatkan agar kita menutupi kekurangan itu dengan banyak-banyak beristighfar kepada Allah, bartaubat atas segala kesalahan baik yang kita sengaja mauon tidak, baik yang berkaitan dengan hak Allah yang Maha Sempurna ataupun hak sesama manusia.

كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
“Setiap anak adam pasti penah berbuat kesalahan dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertaubat.” (HR. Ibnu Majah dan Al-Hakim dari Anas Al-Hakim mengatakan hadits ini isnadnya shahih)

Berangkat dari kesadaran ini, adalah sangat mungkin kegagalan kita dalam sebuah usaha hari ini adalah akibat dari kesalahan kita beberapa waktu lalu. Kesalahan yang mungkin kita sendiri sudah melupakannya. Lalu Allah hendak mengingatkan kita dengan menggagalkan usaha kita. Dan bisa jadi kesalahan itu memang tidak berkait langsung dengan musibah yang kita alami. Akan tetapi demikianlah sunnah yang Allah berlakukan kepada makhukNya. Sebagaimana limpahan nikmat yang kita peroleh tidaklah selalu karena usaha dan jerih payah yang berhubungan langsung dengan hasil. Bisa jadi nikmat yang kita rasakan adalah hasil dari pertolongan yang kita berikan kepada saudara, atau tetangga kita beberpa waktu lalu.
Selain itu bahwa taubat dan istigfar bisa menjadi sarana Allah membebaskan kita dari kesusahan, musibah diringankan, dada dilapangkan, keinginan dikabulkan, sebagaimana Allah mengisahkan tentang seruan Nabi Nuh kepada kaumnya agar bertaubat dan beristigfar kepada Allah, sehingga Allah menurunkan hujan dan memberikan mereka keturunan yang banyak.
“Maka Aku katakan kepada mereka, “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya dia adalah Maha Pengampun. Niscaya dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.”
(QS. Nuh: 10-12)
Ya.Kembali kepada Allah dengan taubat yang tulus, meminta taufik dan bimbinganNya adalah faktor terbesar yang akan melapangkan dada kita, membesarkan hati, dan menjaga stamina iman. Dengan demikian kita akan bisa melihat hikmah di balik musibah yang menimpa kita bahwa dengannya Allah hendak mengingatkan kita agar kita selalu bersandar kepadaNya, agar kita kembali, tunduk dan pasrah dan berdoa hanya kepadaNya. Agar kita merasakan ke-Mahabesaran Allah dan membersihkan jiwa kita dari kesombongan. Dan akhirnya Allah memebri jalan keluar dari setiap permasalahan.
مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

“Barangsiapa yang memperbanyak istighfar,  maka Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dari setiap kesulitan, diberi kelonggaran dari setiap kesempitan, dan akan diberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.”
(HR. Abu Dawud no. 1297)
Lisan adalah anggota badan yang paling mudah untuk digerakkan. Sehingga dengan idzin Allah tidak ada kesulitan untuk memperbanyak istighfar.

Penghulunya Istighfar
Syaddad bin Aus Radhiyallahu’anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Penghulunya istighfar adalah engkau membaca,

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ

“Yaa Allah, engkau adalah Rabb-ku. Tidak ada Ilah yang benar selain Engkau dan aku adalah hambaMu. Aku berada di atas janjiMu dan …semampuku. Aku mengakui nikmat yang telah Engkau berikan kepadaku. Dan aku juga megakui dosa-dosaku kepadaMu, maka ampunilah aku karena sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa selainMu. Aku berlindung kepadaMu dari keburukan apa yang aku perbuat.”
Barangsiapa yang membancanya di sore hari lalu ia meninggal dunia maka ia termasuk penghuni Jannah dan barangsiapa membaca di pagi hari kemudian yang meninggal dunia maka ia termasuk penghuni Jannah.” (HR. Al-Bukhari no. 5831)
Semoga kita digolongan oleh Allah sebagai At-tawwabin (orang-orang yang selalu bertaubat)

1 komentar: